Kamis, April 28

tersedia sari jeruk segar!

.^^. "TERSEDIA SARI JERUK SEGAR!" Demikian bunyi sebuah papan reklame yang sederhana di depan sebuah rumah. Sebuah mobil berhenti di depan rumah itu. Tak lama kemudian seorang pria turun dari mobil. Dia berjalan melintasi halaman rumah itu menuju ke berandanya. Di sana duduklah seorang bapak tua. Di sampingnya terdapat sebuah meja kecil. Di atas meja itu terdapat 2 teko sari jeruk dan beberapa buh gelas. Bapak tua itu berdiri menyambut tamunya dan mempersilakan duduk. Dia lalu menuang sari jeruk dalam sebuah gelas dan diberikan kepada tamunya.

Sambil menikmati sari jeruk, mereka terlibat dalam suatu percakapan yang mengasyikkan. Mereka berbincang-bincang dari soal cuaca sampai soal keluarga masing-masing. Bapak tua itu yang lebih banyak bercerita. Sang tamu dengan sopa lebih banyak mendengarkan.

"Aku tidak tahu bagaimana manjelaskan cinta yang kurasakan terhadap istriku," kata bapak tua itu. "Cinta itu tidak pernah meninggalkan kami. Cinta itu tak pernah mati. Justru makin kuat. Banyak kesalahan telah kuperbuat dalam hidupku tetapi aku tidak pernah menyesal menikah dengannya."

Mata bapak tua itu akhirnya tertuju pada gelas tamunya yang sudah kosong. "Oh maaf saya telah menahanmu terlalu lama di sini. Tetapi kuharap kau menyukai sari jeruk itu. Nak, sebelum kau pergi, ingatlah : cintailah istrimu dan anak-anakmu dengan sepenuh hati, setiap hari, sepanjang hidupmu. Karena kamu tidak pernah tahu kapan hidupmu aka berakhir."

Tamu itu tersenyum mengangguk. Ia beranjak dari duduknya. Sesaat mereka berjabat tangan, lalu ia berjalan kembali ke mobilnya. Sambil mengendarai mobilnya dengan lambat ia mengingat kembali nasihat bapak tua yang begitu indah dan mengesankan untuknya. Namun tiba-tiba dia tersadar bahwa ia belum membayar segelas sari jeruk. Maka ia memutar mobilnya dan kembali ke rumah bapak tua itu.

Sesampainya disana, ia melihat ada sebuah mobil diparkir di halaman rumah itu. Tetapi anehnya, tidak ada seorangpun tampak duduk di beranda. Maka ia hanya bisa meletakkan selembar uang di kursi. Namun ketika hendak meninggalkan rumah itu, tanpa sengaja matanya melihat ke arah jendela kaca. Dan dilihatnya di balik kaca, di tengah ruang tamu bapak tua itu sedang berdansa pelan dengan istrinya. Ternyata istrinya masih hidup. Sebelumnya ia mengira bapak itu sudah menduda. Rupanya istrinya tadi hanya sedang pergi ke suatu tempat. ~♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar