Kamis, April 28

aku ingin membeli waktumu, Yah..

.^^. Seorang laki-laki pulang dari pekerjaannya di malam hari. Ia merasa amat lelah dan uring-uringan, ketka menemukan anaknya yang berumur 8 tahun menungguiya di depan pintu masuk.

"Ayah, bolehkah aku menanyakan suatu pertanyaan?"
"Ya, pasti, apa yang ingin kautanyakan?"
"Ayah, berapakah gajimu sejam?"
"Itu bukan urusanmu. Apa yang membuat kamu mengajukan pertanyaan itu?", jawab si ayah dengan sedikit gusar.
"Aku hanya ingin taahu saja. Tolong, beritahulah aku, berapa gaimu sejam."
"Jika kamu memaksa untuk ingin tahu, gajiku sejam adalah Rp 200.000;"
"Oo," kata anak itu, seraya menundukkan kepalanya. Kemudian, dengan mentap wajah ayahnya ia berkata, "Ayah, bolehkah aku meminjm Rp 100.000; dari Ayah?"
Ayahnya benar-benar menjadi marah. "Jadi, alasan satu-satunya untuk mengetahui berapa gajiku adalah agar kamu dapat meminjam uang untuk membeli suatu maina atau lainnya yang konyol. Pergilah ke kamarmu!. Kamu tidak memerlukan barang mainan lebih banyak lagi. Bermainlah dengan apa yang kamu telah punyai. Aku bekerja dengan keras setiap hari dan tidak punya waktu untuk hal-hal yang demikian itu."

Anak kecil itu dengan diam pergi ke kamarnya dan menutup pintu. Ayahnya duduk dan ia begitu marah terhadap pertanyaan anaknya. Betpa kurang ajarnya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, hanya untuk meminjam sejumlah uang.

Setelah kurang-lebih sejam kemudian, emosinya menjadi reda kembali, dan ia mulai berpikir, bahwa mungkin ia terlalu keras terhadap anaknya. Mungkin ada sesuatu yang ia sungguh ingin membeli dengan uang Rp 100.000 itu. Dan terus terang saja, anaknya jarang sekali meminta uang untuk sesuatu keperluan. Kemudian, ayahnya masuk ke dalam kamar anaknya. Anak lelaki itu sedang berbaring di atas tempat tidurnya. "Apakah kamu sudah tidur, Nak?"

"Belum Yah, aku belum tidur", jawab si anak.
"Aku telah berpikir, mungkin aku tadi terlalu keras padamu", kata ayahnya. "Aku telah bekerja sepanjang hari sehingga aku timpakan segal kelelahan, kejengkelan dan kekesalanku kepadamu. Inilah Rp 100.000; yang kamu minta tadi".

Langsung anak itu duduk dengan tegak. Wajahnya dipennuhi dengan tanda sukacita. "Oh, terima kasih banyak, Ayah", teriaknya. Kemudian, ia mengambil sesuatu dari bawah bantalnya dan mengeluarkan beberapa lembarr uang kertas yang sudah kusut. Ketika ayahnya tahu bhwa aak itu sudah mempunyai uang, marahnya timbul kembali. Anak itu denga seksama menghitung jumlah uangnya dengan perlahan-lahan, lalu menengadahkan wajahnya kepada ayahnya.

"Mengapa kamu masih meminta uang lagi, padahal kamu sudah punya sejumlah uang?", kata ayahnya dengan sikap ngomel.
"Karena uangku tadinya tidak cukup, namun kini jumlahnya sudah genap", jawab anak kecil itu. "Ayah, sekarang aku memiliki Rp 200.000; , dapatkah aku membeli sejam dari waktu Ayah?" ~(•̯͡.•̯͡)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar